Senin, 14 Oktober 2013

asal mula terjadinya padang


 Padang Guci, sebuah kawasan di Kabupaten Kaur memiliki letak geografis yang sangat beraneka ragam. Karena letaknya tersebut daerah di Padang Guci terbagi menjadi enam bagian, yaitu: Daerah Hulu (Kecamatan Kaur Utara dan 
Kecamatan Padang Guci Hulu), Daerah Pantai (Kecamatan Tanjung Kemuning), Daerah Lembak(Kecamatan Padang Guci Hilir), Daerah Kelam ( Kecamatan Kelam Tengah) danDaerah Kule ( Kecamatan Lungkang Kule) yang memiliki banyak desa-desa. Tapi sangat disayangkan masih banyak para pemuda-pemudi disana, belum terlalu mengetahui dan mengenal tentang sejarah terbentuknya desa mereka. Mereka hanya tahu nama desa, tapi tidak tahu makna/arti nama desanya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penjelasan dari orang tua ataupun informasi dari sekolah. Walaupun ada sedikit kesamaan, terkadang juga para orang tua memberikan informasi yang berbeda mengenai sejarah desa mereka.
Sejarah memiliki arti yang penting dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam dunia pendidikan, Sejarah mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Sebagai seorang pendidik sekaligus guru sejarah, hati saya terdorong untuk meluruskan cerita sejarah desa-desa di Padang Guci. Karena dari cerita-cerita yang saya dengar, setiap desa mempunyai sejarah dan kisah yang sangat menarik untuk diketahui, walaupun masih berbau mitos dan sulit dicerna kebenarannya. Dari informasi yang saya dapatkan ada persamaan dan sedikit perbedaan mengenai sejarah desanya. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong utama saya untuk meluruskan kembali cerita sejarah desa-desa di Padang Guci. Yang nantinya akan dicari melalui penelitian, pengumpulan data dan lain-lain. Hasil penelitian itu akan dibuat menjadi sebuah buku Sejarah.
Pentingnya pembuatan buku sejarah ini, selain meluruskan cerita sejarah, juga menjadi petunjuk dan informasi bagi generasi selanjutnya. Nantinya buku ini dapat dijadikan sebagai mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah-Sekolah. Yang sangat berperan memberi pengetahuan kepada anak didik untuk lebih mengenal Sejarah  daerahnya.
Sebagai upaya dalam menyikapi rencana ini, maka kami merancang hal-hal yang akan dikaji dan diteliti dalam bentuk sebuah proposal pembuatan buku yang berjudul :SEJARAH TERBENTUKNYA DESA-DESA DI PADANG GUCI KABUPATEN KAUR.


     Tempat penelitian meliputi :
1.      Kecamatan Tanjung Kemuning                            =          21 Desa
2.      Kecamatan Kelam Tengah                                  =          13 Desa
3.      Kecamatan Kaur Utara                                       =          11 Desa
4.      Kecamatan Padang Guci Hulu                             =          11 Desa 
5.      Kecamatan Padang Guci Hilir                              =          10 Desa
6.      Kecamatan Lungkang Kule                                 =           9 Desa
Jumlah        =         75 Desa

di blog ini sengaja kami tampilkan 3 buah desa di setiap kecamatan sebagai sample.


A.      Kecamatan Tanjung Kemuning



TANJUNG KEMUNING
 “Sejarah Terbentunya Desa Tanjung Kemuning
Puyang yang pertama kali datang ke Desa Tanjung Kemuning ini bernamaPuyang Siak Kembang Layang yang berasal dari Nanti Giri  Pasemah. Puyang ini merantau untuk mencari kehidupan yang baru. Dahulunya Desa Tanjung Kemuning hanya terdiri dari 7 buah rumah. Desa Tanjung Kemuning berasal berasal dari 3 Jungku (keluarga) yaitu:
v  Puyang Depati Agung (anak Puyang Siak Kembang Layang): yang mengatur pemerintahan.
v  Puyang Pemengkuh Pute: bagian keamanan
v  Puyang Tande Kuase: Tabib pengobatan
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka mulai terpikirlah oleh mereka untuk membuat nama dusunnya, tahun 1873 berdirilah dusun Tanjung Kemuning dengan Kepala Dusun (Depati) bernama Kenamas. Tahun 1986 mukai dirubahlah nama dusun Tanjung Kemuning menjadi Desa Tanjung Kemuning dengan Kepala Desa yang pertama bernam Mahaludin Senekap.
Nama Tanjung Kemuning ini berasal dari nama tanjungan yang banyak di tumbuhi pohon kemuning. Dahulunya batang pohon kemuning banyak dibuat oleh para puyang sebagai gagang  senjata tajam, karena kualitasnya sangat bagus. Tetapi karena keserakahan manusia yang tidak bertanggung jawab lama kelamaan pohon kemuning  itu sekarang  sudah habis.
Seiring berjalan waktu dengan pertumbuhan penduduk dan banyak para pendatang lain, pada tahun 2009 setelahj terjadinya pemekaran Desa Tanjung Kemuning terbagi menjadi 3 Desa:
v  Desa Tanjung Kemuning I
v  Desa Tanjung Kemuning II
v  Desa Tanjung Kemuning III
Walaupun Desa ini sudah terpisah menjadi tiga desa, tetapi masyarakatnya masih saling membantu dalam segi apapun, hidup rukun dan damai. Karena bagi penduduk nama di pemerintahan saja yang berbeda. Mengenai hubungan silaturahmiantar penduduk Desa selalu tetap dijaga.

Peninggalan yaitu makam Puyang Siak Kembang Layang dan anak-anaknya.

Nara Sumber: Bapak Amrin Senekap




TANJUNG AUR
 “Sejarah Terbentunya Desa Tanjung Aur
Nenek moyang Desa Tanjung Aur berasal dari Pasemah.  Nenek moyang (Puyang)  itu bernama:
v  Puyang Nenek Raje berasal Dusun Tengah (diatas tebing daerah Muara Padang Guci) Karena telah merasakan cocok dengan daerah ini, sebagai tempat usahanya. setelah sampai di Tanjung Aur Puyang Nenek Raje menetap di lorong Dalam (wilayah Tanjung Aur I). Untuk mengembangkan usaha perkebunannya maka dibuatlah perkebunan karet, yang sangat luas dan dihuni oleh penduduk, maka daerah ini dikenal dengan nama Padang Karet (wilayah Tanjung Aur II).
v  Puyang Gugu berasal dari Air Gegasan (sebelah timur Desa Tanjung Aur I) Beliau membentuk sebuah pemukiman yang bernama Tanjung Agung (wilayah Tanjung Aur I).
v  Puyang Riye Tabing berasal dari Bunge Tanjung (± 2 km di belakang Desa Padang Leban/dekat Muara Padang Guci) Setelah menetap di Tanjung Aur tidak lagi diketahui keberadaannya. Untuk mengenang Puyang Riye Tabing ada sebuah tapak peninggalnnya.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, terpikirlah bagi mereka untuk pindah ke tempat yang lebih luas. Dengan dibangunnya jalan yang dibuat pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1921 penduduk lorong Dalam, Tanjung Agung, dan Padang Karet bermusyawarah untuk menyatukan dan memindahkan dusunnya kedaerah yang dekat jalan.
Maka ketiga wilayah ini bersatu dan menamakan Desanya Tanjung Aur. Dinamakan Tanjung Aur karena di Tanjungan ada tumbuh rimbun batang aur yang selalu dijaga oleh penduduk (terletak di perbatasan Desa Tanjung Aur I dan Tanjung Aur II). Tanjung: daerah yang dikelilingi oleh air yang letaknya jauh/nanjung, Aur:bambu kecil.
Tahun berganti tahun, seiring berjalannya waktu dengan banyaknya jumlah penduduk, maka Desa Tanjung Aur dibagi lagi menjadi 2 Desa, yaitu:
v  Desa Tanjung Aur I
v  Desa Tanjung Aur II
Walaupun Desa ini sudah terpisah menjadi dua desa, tetapi masyarakatnya masih saling membantu dalam segi apapun, hidup rukun dan damai. Karena bagi penduduk nama di pemerintahan saja yang berbeda. Mengenai hubungan silaturahmi selalu tetap dijaga.

·         Diperbatasan antara Desa Tanjung Aur I dan Desa Tanjung Aur II masih hidup serumpun bambu yang menjadi asal nama Desa Tanjung Aur

Ø   Tapak Riye Tabing
Nara Sumber:
Bapak Majid. R
Ibuk Salijah




SELIKA
 “Sejarah Terbentunya Desa Selika
Dahulu Desa Selika masih hutan belantara. Penduduk masih bertempat tinggal di  perkebunan. Di daerah ini dulunya ada talang (kebun):
1.      Talang Derian (Selika 3)
2.      Talang Kemiling (Selika 2)
3.      Padang Bindu (Selika 1)
Rumah penduduk dahulunya masih terbuat dari kayu, lalang, dan papan.baju yang mereka pakai dalam sehari-hari adalah lantung (kulit kayu), kalau adaperayaan ataukeramaian baru mereka memakai baju kebaya.
Sewaktu Belanda mau membuat jalan di daerah ini, orang yang terpandang dan kaya bernama Puyang Rebantan, mendirikan sebuah gudang sebagai tempat menyimpan bahan-bahan kebutuhan pokok. Sehingga di wilayah ini dikenal dengan nama daerah Gudang.
Pada tahun 1960-an Karena jumlah penduduknya sedikit maka ketiga dusun ini bergabung untuk membentuk sebuah Desa yang mereka beri nama Desa Selika, dengan Kepala Desa Yang pertama bernama H. Somad. Dinamakan Selika karena aliran air sungai yang mengalir di Desa ini setelahmengalir lenyap dantidak diketahui lagi keberadaannya dan baru terlihat di dekiat laut. Sehingga penduduk berkata “alangkah Selih aik ini” (alangkah aneh air ini). Kemudian oleh penduduk dinamakanlah air Selika.
Seiring berjalannya waktu penduduk desa Selika  semakin bertambah banyak. Karena daerahnya yang luas dan penduduknya banyak maka Desa Selika membagi Desanya menjadi 3 Desa:
v  Desa Selika I
v  Desa Selika II
v  Desa Selika III
Walaupun nama di pemerintahan sudah terbagi menjadi 3 Desa,namun ketiga penduduknya saling membantu setiap ada keperluan. Hal ini karena mereka telah menjalin tali kekeluargaan yang hidup rukun dan damai.

Peninggalan sejarah yang ada di Desa ini adalah:
1.      Pemandian air Selika: yang pernah dikunjungi Gubernur Bengkulu Bapak Hazairin.
2.      Makam Rage gucik: makam ini terletak di hulu sungai air Selika.
Dikisahkan bahwa Puyang Rage gucik mempunyai seorang adik yang sangat cantik jelita ibarat bidadri. Tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya. Sehingga untuk memuji kecantikannya Rage Gucik selalu menghina adiknya.
3.      Piring Nelsiu: memiliki keanehan, apabila diisi dengan air maka piring ini akan penuh dengan lumut.

Nara Sumber: Hj. Saleha


 B.    Kecamatan Padang Guci Hulu 






           oya buat teman-teman yang lagi jauh sama desanya atau lagi di rantau/dinegeri orang silahkan dengerin lagu Ghindu Dirantauini,,mudah2an dapat menghibur para pendengarnya






"SAMPAI JUMPA"

0 komentar:

Posting Komentar